Bukit Bintang Tiga Rasa yang terletak di Dusun Songoran Desa Gelangsar Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu objek wisata yang ada di Desa Gelangsar.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya atau atau terbesit dalam pikiran kenapa objek wisata ini bernama bukit Bintang Tiga Rasa, dari sekian banyak pengunjung yang datang selalu menanyakan masalah tersebut.
Inilah sepintas asal nama bukit bintang Tiga Rasa:
Waktu itu sekitar tahun 1800 ketika kerajaan/kedatuan mambalan masih berkuasa agama islam sudah mulai berkembang di pulau lombok, disamping mulai berkembangnya islam di pulau lombok pengaruh dari kerajaan Karang Asem bali pun mulai mulai mencengkram beberapa kerajaan lombok termasuk kerajaan/kedatuan mambalan.
Karena pengaruh inilah yang membuat tradisi-tradisi yang tidak sejalan dengan syariat islam mulai berjamur, kebiasan minum-minuman keras, judi sabung ayam hingga prostitusi menjadi hal biasa dikalangan masyarakat.
Melihat kondisi yang memperihatinkan ini membuat para muballig asal timur tengah dan pulau jawa datang untuk menyadarkan para penguasa waktu itu, bebebrapa mubaligpun mendatangi kerajaan/kedatuan mambalan untuk sekedar bersilaturrahmi sekaligu mendakwahkan ajaran islam yang sesungguhnya.
Namun nasib yang kurang baik menimpa para muballig tersebut, Raja/Datu mambalan tidak suka dengan kedatangan para muballig yang mengusik kesenangan mereka, kedatuan mambalan waktu itu merasa di interpensi sekaligus takut wibawa mereka dijatuhkan dikalangan masyarakat mambalan sehingga meminta bantuan dari kerajaan karang asem untuk menyingkirkan para muballig tersebut.
Merasa keselamatan mereka terancam, para muballig tersebut berusaha melarikan diri lewat jalur hutan menuju ke Lombok Utara/Kerajaan Bayan, rute yang di tempuh untuk melarikan diri waktu adalah hutan Jeringo (Desa Jeringo sekarang), hutan Gelangsar (Desa Gelangsar sekarang).
Rupanya para pasukan kerajaan Karang Asem tidak menginginkan para muballig ini selamat sampai tujuan, mereka terus mengejar hinggu hutan Gelangsar, pertama kali para muballig ini mendaki bukit di hutan Gelangsar salah satu dari mereka terserempet tembakan tentara kerajaan Karang Asem, mereka terus melarikan diri mendaki bukit, di tengah-tengah pendakian yang sudah terserempet peluru tadi kembali terserempet peluru untuk kedua kalinya tapi mereka terus berlari hingga akhirnya mereka sampai di sebuah dataran tinggi diatas bukit, namun nasib malang menimpa salah satu muballig yang sedari awal selalu terkena serempetan peluru, sebuah peluru menembus dadanya ketika sedang beristirahat dan akhirnya beliau menghembuskan napas yang terakhir di bukit tersebut sementara beberapa temennya yang selamat berusaha melanjutkan pelariannya ke Lombok Utara.
Itulah sekelumit kisah bukit Tiga Rasa yang dalam bahasa sasak disebut “ Telu Kali Merase” dan akhirnya sampai hari ini terkenal dengan sebutan bukit Tiga Rasa, untuk bukit bintang sendiri terinspirasi dari hamparan lampu di kota Mataram yang beserakan seperti bintang dilangit apabila dilihat pada malam hari.